Mindful Movement dalam Salat: Raga Sehat, Pikiran Jernih dan Hati Damai

26

Oleh Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si.
Marbot Masjid

Salat bukan sekadar kewajiban ibadah, melainkan jalan menemukan keseimbangan tubuh, kejernihan pikiran, dan kedamaian batin. Gerakannya yang teratur dan bacaan yang sarat makna membentuk harmoni antara jasmani, rohani, dan ruhani. Bila dilaksanakan dengan penuh kesadaran, salat sejatinya adalah mindful movement yang menyehatkan tubuh sekaligus menenteramkan jiwa.

Takbiratul Ihram: Mengangkat Tangan dan Sedekap

Salat dimulai dengan takbiratul ihram, mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan Allahu Akbar. Gerakan ini melambangkan pelepasan diri dari urusan dunia dan penyerahan sepenuhnya kepada Allah. Setelah itu, tangan bersedekap di dada sebagai tanda tunduk dan siap.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila kamu berdiri untuk salat, sempurnakanlah wudhu, kemudian hadapkanlah wajahmu ke kiblat, lalu bertakbirlah.” (HR. Bukhari). Dari sudut pandang kesehatan, gerakan mengangkat tangan melatih otot bahu dan memperlancar peredaran darah di sekitar dada, sedangkan sedekap menstabilkan postur tubuh. Dari sisi batin, ia menumbuhkan sikap khusyuk, menyadarkan kita bahwa yang lebih besar hanyalah Allah semata.

Berdiri (Qiyam): Menegakkan Niat dan Fokus

Berdiri tegak dalam qiyam bukan sekadar postur tubuh, melainkan simbol menegakkan tujuan hidup. Bacaan Al-Fatihah yang dilantunkan menjadi doa inti: memohon petunjuk jalan lurus.

Allah berfirman: “Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha: 14). Dari aspek fisik, berdiri dengan tulang belakang tegak menjaga keseimbangan tubuh, melatih konsentrasi, dan menyehatkan pernapasan. Secara psikis, posisi ini melatih kesadaran penuh bahwa hidup harus berorientasi kepada Allah semata.

Ruku’: Merendahkan Diri dan Melepaskan Tegangan

Ruku’ dilakukan dengan membungkuk, punggung rata sejajar, dan tangan bertumpu di lutut. Bacaan Subhana rabbiyal ‘azhim menjadi ungkapan kerendahan diri di hadapan Sang Mahabesar.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Sempurnakanlah ruku’ dan sujudmu. Demi Allah, sungguh aku melihat kalian di belakang punggungku ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Bukhari dan Muslim). Secara kesehatan, ruku’ melatih otot punggung, meregangkan tulang belakang, dan melancarkan sirkulasi darah. Sementara itu, jiwa dilatih untuk tidak angkuh, menyadari keterbatasan, dan siap tunduk di hadapan Allah.

Sujud: Puncak Kepasrahan dan Kedekatan

Sujud adalah gerakan meletakkan dahi, hidung, kedua tangan, lutut, dan ujung kaki ke bumi. Inilah momen ketika manusia paling dekat dengan Tuhannya.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud.” (HR. Muslim). Dari sisi fisik, sujud meningkatkan aliran darah ke otak, menyehatkan saraf, dan memperbaiki konsentrasi. Dari sisi batin, sujud melatih kepasrahan total, mengikis ego, dan menumbuhkan rasa damai yang dalam.

Duduk: Jeda dan Keteguhan

Duduk di antara dua sujud maupun tahiyat akhir adalah momen jeda, tempat manusia belajar sabar dan konsisten. Bacaan doa di antara dua sujud penuh makna: permohonan ampun, rahmat, dan keteguhan hati.

Allah berfirman: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43). Dari sudut kesehatan, duduk melatih sendi lutut, pinggul, dan paha, serta menjaga kelenturan tubuh. Dari sisi batin, duduk memberi ruang refleksi: bahwa hidup memerlukan keseimbangan antara gerak dan jeda, usaha dan doa.

Salam: Menebar Kedamaian

Salam yang menutup salat bukanlah akhir, melainkan awal dari misi kehidupan: menebarkan damai. Dengan menoleh ke kanan dan kiri, kita diajarkan untuk membawa energi salat ke tengah masyarakat.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturahmi, dan salatlah di malam ketika orang lain tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi). Salam menegaskan bahwa ibadah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk harmoni sosial.

Penutup: Salat sebagai Ruang Jernih dan Damai

Salat, bila dijalankan dengan penuh kesadaran, adalah latihan jasmani, rohani, dan ruhani. Gerakan tubuhnya menyehatkan, bacaan doanya menenangkan, dan makna spiritualnya menguatkan. Di dalamnya kita menemukan kelegaan dari penat, kejernihan dari kusut pikiran, serta kedamaian dari gelombang keresahan.

Firman Allah menegaskan: “Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan sungguh mengingat Allah adalah lebih besar (pengaruhnya).” (QS. Al-‘Ankabut: 45).

Dengan demikian, salat bukan hanya ibadah, tetapi juga anugerah. Ia hadir sebagai jalan pulang untuk menemukan diri, menyambung rasa dengan Sang Pencipta, dan menebar damai bagi sesama.*

Soeh studio Jasa Pembuatan Website